Tugas 2&3 TUGAS MANAJEMEN KELAS


       TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD


                       Pertemuan kedua 




                       Disusun Oleh :

           Laras Intan Permata Sari
                         1620133




                  Dosen Pembimbing :
                    Yessi Rifmasari,M.Pd





        PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
      SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU                                    PENDIDIKAN
                         STKIP ADZKIA
                                     2019

A. Manajemen Pembelajaran
Berpijak dari konsep manajemen dan pembelajaran, maka konsep manajemen pembelajaran dapat diartikan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan si pembelajar dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan.  Dalam “memanaje” atau mengelola pembelajaran, manajer dalam hal ini guru melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran yaitu strategi pengelolaan pembelajaran. Manajemen pembelajaran termasuk salah satu dari manajemen implementasi kurikulum berbasis kompetensi.
Pada dasarnya manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik dikategorikan berdasarkan kurikulum inti maupun penunjang berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional. Dengan berpijak dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat membedakan konsep manajemen pembelajaran dalam arti luas dan dalam arti sempit. Manajemen pembelajaran dalam arti luas berisi proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan si pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian. Sedang manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru selama terjadinya proses interaksinya dengan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Tujuan Manajemen Pembelajaran
 Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis  merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,     baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
 Memudahkan guru mengadakan penilaian.
Tujuan pembelajaran bisa melalui pendekatan masalah khusus dalam pembelajaran, mengandung arti sebagai pengetahuan dan pengertian berdasarkan informasi yang diterima. Pendekatan ini lebih mempertimbangkan apa yang harus dipelajari tentang materi tersebut. Bahwa pendekatan ini akan menciptakan pembelajaran yang spesifik sesuai dengan bidangnya.
Kebijakan Tentang Manajemen
 Kebijakan selalu diartikan dengan publik  adalah keputusan –keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik, sedangkan menurut Nurcholis kebijakan sebagai keputusan suatu organisasi yang dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dapat dijadikan pedoman perilaku sebagai berikut:
Pengembilan keputusan lebih lanjut yang harus dilakukan baik kelompok sasaran ataupun unit organisasi pelaksanaan kebijakan.
Penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah yang telah di tetapkan baik dari hubungan dengan unit organisasi pelaksana kelompok sasaran yang dimaksudkan.
Peran Guru Dalam Manajemen Kelas
Pengertian Guru
Guru
  Menurut Djamarah dan Zain (2006:112) Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Sardiman (2012) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu:
Pendidik (nurturer),
Model,
Pengajar dan pembimbing,
Pelajar (learner),
Komunikator terhadap masyarakat setempat,
Pekerjaadministrasi, dan
Sebagai seorang aktor
  Akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
Peran guru sebagai pendidik (nurturer)
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin, serta merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan halhal yang bersifat personal dan spiritual.
Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik. Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang disampaikan kepada anak. Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi anak. Dengan demikian diharapkan siswa dapat menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya bagian dari kehidupan siswa itu sendiri.
Jadi peran dan tugas guru bukan hanya menjejali anak dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan menjadikan siswa tahu segala hal. Akan tetapi guru juga harus dapat berperan sebagai pentransfer nilainilai (transfer of values). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pendidik, yaitu:
umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Selain Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan di sini bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah. Guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi guru harus berusaha menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya
Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.
Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien.
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada itu guru harus selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-materi ajar ataupun peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih professional.
Peran guru Guru sebagai model atau teladan. Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagi guru. Sebagi teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagi guru. Sehubungan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu didiskusikan para guru.
sikap dasar
bicara dan gaya bicara
kebiasaan bekerja
sikap melalui pengalaman dan kesalahan
pakaian
hubungan kemanusiaan
proses berpikir
selera
keputusan
 kesehatan
gaya hidup secara umum.
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup. kadang diartikan sebagai menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Dalam posisi ini, guru aktif menempatkan dirinya sebagai pelaku imposisi yaitu menuangkan materi ajar kepada siswa. Sedangkan di lain pihak, siswa secara pasif menerima materi pelajaran yang diberikan tersebut sehingga proses pengajaran bersifat monoton. Padahal, peran guru sebagai pengajar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi masih banyak kegiatan lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dalam upaya memberikan kemungkinan bagi siswa melakukan proses belajar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Jadi tugas guru sebagai pengajar adalah bagaimana caranya agar siswa belajar.
Beberapa hal yang harus dilakukan guru agar siswa belajar sebagaimana disebutkan oleh E Mulyasa (2007), adalah sebagai berikut
Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka
Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.
Menganalisis: membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian, sebagaimana orang mengatakan: „Cuts the learning into chewable bites‟ .
Mensintesis: mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar.
Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang telah dipelajari menjadi lebih jelas.

Peran guru sebagai pelajar (leamer).
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.
Guru sebagai administrator.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik
Guru sebagai seorang aktor.
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang actor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang actor. Untuk bisa berperan sesuai dengan tuntutan naskah, dia harus menganalisis dan melihat kemampuannya sendiri, persiapannya, memperbaiki kelemahan, menyempurnakan aspek-aspek baru dari setiap penampilan, mempergunakan pakaian, tata rias sebagaiman yang diminta, dan kondisinya sendiri untuk menghadapi ketegangan emosinya dari malam ke malam serta mekanisme fisik yang harus ditampilkan.
Menurut Sardiman (2011:144-146) juga merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut yaitu:
Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru agar dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri guru maupun siswa.
Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan hendaknya adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.
Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selakuk penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar misalnya dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
KODE ETIK GURU
Pengertian
   Kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode yang berarti tulisan (kata-kata, tanda).7 Yang dengan persetujuan mempunyai arti atau maksud yang tertentu. Kemudian kata etik yang berarti norma, asas, aturan. Adapun akar kata dari kata etik adalah berasal dari kata “ ethos “ yang berarti watak, adab, dan berarti keluhuran budi, ini menimbulkan kehalusan atau kesusilaan yang bersifat bathin maupun lahir. Dengan demikian kode etik secara kebahasaan berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tata susila dan akhalak. Akhlak itu sendiri sebagai disebutkan oleh Ibn Miskawaih dan Imam al-Ghazali adalah ekspresi jiwa yang tampak dalam perbuatan dan meluncur dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi. Menurut Westby gisbon kode etik adalah:
Kode etik guru dikatakan sebagai suatu statemen formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru. Berdasarkan pertimbangan tersebut, berarti kode etik atau akhlak adalah tingkah laku yang memiliki lima ciri sebagai berikut: Tingkah
laku yang diperbuat itu telah mendarah daging dan menyatu menjadi kepribadian yang membedakan antara satu individu dengan individu yang lain.
Tingkah laku tersebut sudah dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa dipikirkan lagi. Hal ini sebagai akibat dari keadaan perbuatan tersebut sudah mendarah daging.
Perbuatan yang dilakukan itu timbul dari tekanan orang lain.
Perbuatan yang dilakukan itu berada dalam keadaan yang sesungguhnya bukan berpura-pura atau bersandiwara. 
Perbuatan tersebut dilakukan atas niat semata-mata karena Allah, sehingga perbuatan yang dimaksud bernilai ibadah dan kelak mendapat balasan pahala disisinya.





























                     MANAJEMEN KELAS
                        Pertemuan ketiga 

                                    BAB II
                              PEMBAHASAN


Pengertian Manajemen Kelas

Menurut Hasri (2009:41) Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar. Manajemen kelas juga dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan. Manajemen Kelas merupakan usaha guru untuk menata dan mengatur tata-laksana kelas diawali dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan sumber belajar, pengaturan lingkungan kelas, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul di kelas. Berikut ini beberapa pengertian manajemen kelas dari beberapa para ahli.
Menurut Nawawi (1982:115) manajemen kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Menurut Arikunto (1992:67), manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Menurut Djamarah (2000:173), manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada se-optimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Suhardan dkk (2009:106), manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Menurut Sulistiyirini (2006:66), manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Menurut Sudarwan Danim(2010) “manajemen kelas adalah seni atau praksis (praktek dan strategi) kerja, yaitu guru bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (bekerja sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien”.
menurut Moh. Uzer Usman (1992) “manajemen kelas adalah pengelolaan kelas, yaitu keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”. Secara sederhana manajemen kelas adalah pengaturan kondisi-kondisi belajar siswa yang kondusif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selaian definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
Pengelolaan  Kelas Yang Bersifat Otoritatif, Yakni Seperangkat Kegiatan Guru Untuk Menciptakan Dan Memertahankan Ketertiban Suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
 Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
 Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.

Menurut Damin (2010:99) mengatakan definisi manajemen kelas telah mengalami pergeseran secara paradigmatik meskipun esensi dan tujuannya relatif sama, yaitu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif dan esensi. Efisiensi dan efektivitas pembelajaran diukur menurut nilai-nilai pendidikan yang dianut pada saat itu. Nilai-nilai dimaksud bisa nilai-nilai perjuangan, kognitif, afektif, solidaritas sosial, moralitas, keagaman, dan sebagainya dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan.
Konsep tradisional
Secara tradisional manajemen kelas didefinisikan sebagai setiap usaha guru untuk mempertahankan disiplin atau ketertiban kelas. Konsep ini dibangun dari asumsi bahwa kelas yang disiplin, dimana siswa masuk tepat waktu, duduk ditempat yang ditentukan, patuh secara penuh terhadap guru, tidak melirik ke kiri dan kekanan, menerima kehadiran guru secara patuh, tidak ada suara brisik, dan lain-lain merupakan kegiatan sukses kegiatan pembelajaran. Pola manajemen pembelajaran, karna itu dilakukan secara otoriter, yakni guru menjadi sentral dari semua prilaku interaksi pembelajaran itu.
Konsep modern
Konsep modern memandang manajemen kelas sebagai proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses pembelajran yang efektif dan efisien. sumber daya itu diorganisasikan untukl memecahkan aneka masalah yang menjadi kendala proses pembelajaran, sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara terus-menerus. Tugas guru disini adalah memciptakan, memperbaiki, dan memelihara situasi kelas yang cerdas. Situasi yang cerdas itulah yang mendukung siswa dapat mengukur, mengembangkan dan memelihara stabilitas kemampuan, bakat, minat dan energi yang dimilikinya untuk menjalankan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.
Manajemen merupakan kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif , efektif danefisien.Sebelum membahas tentang manajemen kelas, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian daripada kelas. Arikunto menjelaskan pengertian kelas sebagai sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dan yang dimaksud dengan kelas, bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding tempat para siswa berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang disajikan oleh pengajar, tetapi lebih dari itu kelas merupakan suatu unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran dengan beragam keunikan yang dimiliki. Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik, dan pandangan dari segi siswa.Disamping itu, Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
Kelas dalam arti sempit : ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing
Kelas dalam arti luas :suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah,yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.3Secara sederhana, kelas dapat diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pembelajaran. Pembagian kelas sebagai sebuah unit biasanya ditentukan oleh jenjang usia peserta didik.
Setelah membahas tentang manajemen dan kelas, maka definisi dari manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses pembelajaran secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi kondisi proses pembelajaran dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikurer dapat tercapai. Arikunto memberikan pengertian pengelolaan kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang terlaksana.
Berdasarkan uraian dan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. 

Tujuan Manajemen Kelas
Menurut Djamrah dan zain (2010:178) mengatakan Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, per kembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.
menurut Wijaya dan Rusyan (1994:114) Tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut
Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Sedangkan menurut Mudasir (2011:20) tujuan manajemen kelas atau pengelolaan adalah sebagai berikut:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar.
Menghilangkan berbagai hambatan belajar yang dapat menghalangi terwujudnya kegiatan belajar.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di kelas.
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta sifat individual.
Tujuan manajemen kelas Sebagai pengelolaan kelas guru atau wali kelas dituntu mengelolan kelas sebagai lingkungan belajar siswa. Juga sebagai bagian dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan. Karena tugas guru yang utama adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi pembelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, guru dan wali kelas dituntut memiliki kemampuan yang inovatif dalam mengelola kelas.
Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat tercipta kondisi kelompok belajar yang proporsional terdiri dari lingkungan kelas yang baik yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuan yangdimiliki, serta tersedia kesempatan yang memungkinkan untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan dengan guru, sehingga siswa mampu melakukan self activity dan self control secara bertahap, tetapi pasti menuju taraf yang lebih dewasa.Secara umum yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan sudirman adalah penyedian fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap apresiasi para siswa. Secara khusus yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam pandangan Usman adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Tugas guru yang utama dalam pembelajaran adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, guru dan wali kelas dituntut memiliki kemampuan yang inovatif dalam mengelola kelas. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat tercipta kondisi kelompok belajar yang proporsional terdiri dari lingkungan kelas yang baik yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta tersedia kesempatan untuk mengurangi ketergantungan pada guru.
Menurut Sudirman yang di ambil dari bukunya SyaifulBahri Djamarah menyatakan bahwa: “Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosionaal dan sikap serta apresiasi pada siswa”. Tujuan pengelolaan kelas secara umum menurut Usman yang diambil dari bukunya Sulistiyorini adalah:“Mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan”.
Tujuan manajemen kelas atau pengelolaan kelas, menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran yang mendukung dan memungkinka peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual mereka dalam kelas.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan sifat-sifat individunya.
Secara lebih khusus Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan tujuan manajemen kelas sebagai berikut:
Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri.
Membantu peserta didik mengetahui perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami jika teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan
Untuk guru:
Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik
Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak didik yang mengganggu.
Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul dalam kelas.
Sebagai guru hendaknya mampu menggunakan dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki hingga memungkinkan terciptanya situasi belajar yang baik, dan dapat mengendalikan pelaksanaan pengajaran dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Selain itu kelas yang dikelola dengan baik akan membuat siswa sibuk dengan tugas yang menantang, memberikan pemahaman siswa terhadap materi belajar, merasa aman dan nyaman ketika berada dalam kelas dan terciptanya disiplin kelas, yang memungkinkan untuk mencegah permasalahan yang timbul di dalam pembelajaran di kelas
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas yaitu:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,ekonomi,budaya,serta sifat-sifat individunya.
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
 Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut ini.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
 Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya       interaksi pembelajaran.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,ekonomi,budaya,serta sifat-sifat individunya
Ruang Lingkup Manajemen kelas
Ruang Lingkup Manajemen Kelas Ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:       
Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik.
Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.
Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non fisik.
Nonfisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, social, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan.
Kedua hal tersebut perlu dikelola dengan baik agar bisa tercipta suasana yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini berkaitan dengan ketatalaksanaan ataupengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul bersamamempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan harapan proses belajar mengajar bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Hal-hal yang bersifat non fisik berkaitan dengan peberian stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi motivasi siswa untuk untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Manivestasinya dapat berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan. Guru dengan menstimulus siswa agar ikut serta berperan aktif dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh. Manajemen kelas yang baik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang diinginkannya. Dengan demikian guru juga bisa membina hubungan yang baik dengan murid.Pelaksanaan proses pendidikan khususnya pendidikan Islam harus dilaksanakan secara demokratis, terbuka dan dialogis. Seperti yang telah diungkapkan bahwa praktek-praktek pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, menuntut keterbukaan dan intensitas dialog dalam proses belajar mengajar. Hal ini, diperlukan karena dengan penciptaan suasana dialog, secara psikologis membuat anak didik merasakan dirinya turut terlibat, ikut menciptakan dan bahkan merasa memiliki. Kemungkinan besar akan berdampak positif terhadap perkembangan potensi-potensi dasar anak.
Berikut ini Ruang Lingkup Manajemen Kelas sebagai berikut:
Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan  atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.
Manajemen peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien
Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik
Kegiatan administrative
Kegiatan administratif dikategorikan  sebagai kiegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, dan kegiatan organisasional.

Ruang lingkup manajemen kelas menurut Johanna Kasin Lemlech adalah sebagai berikut:
Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan tujuannya, bahan ajarannya, sampai pada evaluasinya. Tanpa perencanaan, usaha penataan kelas tidak sebaik yang diharapkan.
 Pengorganisasian proses belajar-mengajar dan sumber belajar sehingga serasi dan bermakna kegiatan guru dan murid diatur, sehingga terjadi interaksi yang responsive. Penataan sumber belajar akan selalu berkaitan dengan pengorganisasian proses belajar mengajar.
Penataan lingkungan yang bernafaskan pokok bahasan menjadi usaha guru dalam menata kelas agar kelas merangsang dan penuh dorongan untuk memunculkan proses belajar yang efektif dan efisien.
ruang lingkup manajemen kelas terdiri atas kegiatan akademik berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga berupa kegiatan administratif yang mencakup kegiatan procedural dan organisasional, seperti penataan ruangan, pengelompokan siswa dan tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan tes dan menilainya, iklim kelas yang favourable, pengorganisasian kelas, penataan kelas dan pelaporan.
Mengenai aspek-aspek manajemen kelas ini, maka dibedakan menjadi dua:
Kegiatan Administratif Manajemen 
Kegiatan administratif pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Administratif dalam pandangan Shulhan adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. sebuah kelas pada dasarnya merupakan suatu unit kerja yang di dalamnya bekerja sejumlah orang untuk mencapai tujuan”.
Dengan demikian, dalam suatu kelas harus ada upaya untuk menciptakan kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif siswa dalam sebuah kelompok. Oleh sebab itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas tentu menjalani langkah-langkah manajemen administrative yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengkomunikasian dan pengontrolan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Perencanaan.
Perencanaan mengenai program tahunan, program semester, program bulanan, program mingguan dan harian harus disusun secara rapi dan disesuaikan dengan alokasi waktu dan beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Pengorganisasian.
Dalam program kerja kelas sebagai rencana kerja harus bersifat realistis dengan tujuan yang realistis. Dengan demikian guru dan wali kelas harus membagi beban kerja kepada seluruh personal yang ikut dalam pengelolaan kelas agar aktifitas kelas dapat berjalan dengan tertib sesuai dengan tujuan dan rencana.
Pengarahan.
Guru harus memberi instruksi, petunjuk dan bimbingan sebagai pengarahan agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari perencanaan. Pengarahan ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan kepala sekolah selaku pucuk pimpinan dan penanggung jawab, juga kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, demi mewujudkan proses belajar mengajar di kelas yang efektif  dan efisien.
Pengkoordinasian.
Pengkoordinasian ini bisa diwujudkan dengan menciptakan kerjasama yang disadari saling pengertian akan tugas dan peranan masing-masing, sehingga mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan pekerjaan menjadi produktif.
Pengkomunikasian.
Dalam pengkomunikasian harus selalu terjalin antara guru dan wali kelas dengan siswa di dalam kelas, agar tercipta situasi kelas yang dinamis. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal dalam acara rapat, musyawarah, diskusi dan dapat berlangsung secara informal melalui kontak antar pribadi dala setiap kesempatan di dalam dan di luar sekolah.
Pengontrolan.
Kegiatan kontrol ini memungkinkan untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan dalam melaksanakan program kelas. Pengontrolan kelas dapat dilakukan terhadap realisasi jadwal pelajaran, kedisiplinan siswa, partisipasi siswa terhadap kegiatan, realisasi tugas siswa.
Kegiatan Operatif Manajemen.
Agar seluruh program kelas dapat direalisasikan secara efektif mencapai tujuan, maka kegiatan administrative manajemen di atas harus ditunjang oleh kegiatan operatif manajemen berikut ini:
Tata Usaha
Tata usaha berfungsi untuk melakukan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di kelas yang bisa digunakan guru dan wali kelas untuk mengambil suatu kebijakan pendinamisan kelas.
Perbekalan Kelas
Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program kelas dapat direalisasikan secara efektif. Perbekalan kelas itu menurut Nawawi dibedakan menjadi 2 macam :
Alat-alat kependidikan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti: papan tulis, kapur tulis, kertas untuk ulangan, berbagai alat peraga.
Alat-alat non-kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran seperti: meja kursi, lemari, papan absent, buku raport, absensi, buku agenda dan lain-lain.
c)    Keuangan Kelas.
Pengadaan dan pemeliharaan perbekalan kelas mengharuskan ada dukungan dana. Dana ini diperlukan sekali ketika pembelian perbekalan kelas, sekaligus perawatannya agar segala bentuk perbekalan itu bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang relatif panjang dan tidak segera rusak atau hilang.
d)   Personal Kelas.
Di lingkungan kelas, para siswa sebagai personal kelas harus dikelola dengan baik. Kegiatan ini berkenaan dengan penempatan siswa dalam kelompok belajar, olah raga, kesenian dan lain-lain dengan mempertimbangkan faktor intelegensi, bakat, minat dan lain-lain.
e)    Kehumasan
Kehumasan secara ekstern dapat dilakukan terhadap wali murid melalui pemberian informasi program kelas agar mendapatkan dukungan penuh, terutama bila curahan pikiran, tenaga, waktu dan keuangan dari wali murid benar-benar dibutuhkan.
Trategi Manajemen
Strategi manajemen pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian yang di desain untuk mencapai tujuan tertentu  suatu manajemen strategi. Secara harfiah strategi adalah sebagai siasat , kiat atau trik sedangkan secara umum untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Menurut fathurrohmandan sutikno merupakan usaha yang dengan sengaja dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara Afektif dan efisien guna mencapai tujuan mata pelajaran. 
Strategi manajemen kelas adalah pola atau siasat yang menggambarkan langkah-langkah yang diguankan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif hal-hal yang diperhatikan dalam manajemen kelas:
1. Penataan bangku dalam kelas
2. Hiasan dinding
3. Papan tulis,kapur tulis, dan lain-lain
4. Halaman sekolah













DAFTAR PUSTAKA :
Raka Joni dalam Soedijarto, . 1992.  Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan    Bermutu,(Jakarta: Balai Pustaka, )
Irham fahmi. 2010.  anajemen kinerja teori  dan aplikasi  bandung:Alfabeta
Pooerwardarminta.W.J.S. 1984 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. VIII ; Jakarta : Balai Pustaka,
Soetjipto, dan Kasasi, Raflis . 1999. Profesi Keguruan. Cet. I ; Jakarta : PT Rineka Cipta,
                 


                           Daftar pustaka


Arikunto, suharsimi. 2004. pengelolaan kelas dan siswa, Jakarta :CV Rajawali
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. tujuan manajemen kelas. Jakarta: Rineka cipta
Moh. Uzer Usman 1992. manajemen pendidikan  Surabaya : media grafika
Sudarwan Danim. 2010  dasar-dasar evaluasi pendidikan , Bandung : Pustaka Setia
Wijaya dan Rusyan. 1994. kemampuan dasar guru mengajar. Bandung:Pustaka utama











Komentar

  1. Sngat bermanfaat, terimakasih kak🙏

    BalasHapus
  2. Sangatt bermanfaat sekali👍

    BalasHapus
  3. Makalahnya sudah cukup bagus dan lengkap, dan sangat bermanfaat bagi yg mmbutuhkan👍🏻👍🏻

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat...terimakasih

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Sangat bermanfaat kak, terimakasih kak 🙏

    BalasHapus
  7. Sangat bermanfaat kak, semoga bisa kita terapkan dilapangan nantinya🙏

    BalasHapus
  8. Sangat bermanfaat kak, semoga bisa diterapkan di lapangan nantinya🙏

    BalasHapus
  9. Sangat mendidik..dan berwawasan ilmu😊

    BalasHapus

Posting Komentar