Tugas jurnal 2 komponen manajemen kelas

       Komponen komponen kelas          

Pendahuluan

Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dengan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu pula mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut. Saiful Sagala mengatakan: Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar selalu bukan karena ia kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasikkan.
Agar peserta didik dapat belajar dengan suasana  menyenangkan dan juga mengasikkan, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar dan teknik-teknik belajar yang baik dan tepat. Di samping keterbatasan pengetahuan teknis guru menyampaikan materi pelajaran, juga kemampuan guru dalam mengelola kelas. Tuntutan modernitas pendidikan termasuk penggunaan media pendidikan yang tersedia di sekolah dan di kelas mengharuskan guru lebih adaptif, terampil dan profesional agar mampu menjadi pemecah problema belajar yang dihadapi peserta didik. Problematik yang dihadapi peserta didik di sekolah cukup kompleks dan problematik itu erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal peserta didik. Di kelas, guru secara langsung bertatap muka dengan peserta didik, maka problematik peserta didik yang sedang dan akan dihadapi tidak bisa dibiarkan bertumpuk sehingga mengakibatkan dan menimbulkan rasa bosan dan penyesalan peserta didik atas kegiatan pembelajaran yang sedang dihadapi. Kegiatan pembelajaran umumnya terjadi di kelas. Karenanya dibutuhkan keterampilan guru mengelola kelas.

Resume
“Komponen-Komponen Keterampilan Manajemen Kelas”

Pengertian Komponen Manajemen Kelas
Kelas berkonotasi sebuah ruang fisik yang biasanya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Walaupun kata “kelas” tidak selalu dipakai untuk tempat pembelajaran. Di sekolah terdapat kelas-kelas dalam ukuran tertentu yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Besar kecilnya kelas akan fungsional bila dikelola dengan optimal. Dari aspek ini, para pakar pendidikan menilai pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan. Suharsimi Arikunto mengartikan:  Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar adalah guru. Dengan demikian yang memiliki kewenangan untuk mengelola kelas adalah guru. Pengelolaan kelas dibutuhkan keterampilan khusus, oleh karena di dalam kelas itu terdapat unsur material yaitu benda-benda seperti ruangan, perabot, alat pelajaran dan manusia (siswa) sebagai obyek sekaligus subyek pendidikan. Guru dapat mengelola kelas dengan baik dari aspek fisik tetapi, belum tentu mampu mengelola kelas yang menyangkut peserta didik. Rumitnya pengelolaan kelas dari aspek peserta didik karena berhubungan dengan sifat, karakter dan kondisi sosial peserta didik.
Dari sudut pandang inilah sehingga pengelolaan kelas juga bermakna pembinaan. Ahmad Rohani mengatakan: Pengelolaan kelas adalah menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu, penyelesaikan tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif dan sebagainya).
Pengelolaan kelas merupakan usaha untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha tersebut diarahkan pada persiapan materi pembelajaran, menyiapkan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi pembelajaran dan pengaturan waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai secara efektif efisien. Guru sebagai tenaga profesional dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dipertegas bahwa guru tidak sekedar menyiapkan materi pembelajaran tetapi guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. Upaya dalam mendayagunakan potensi peserta didik, maka kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaikbaiknya oleh guru.

Macam-Macam Komponen Keterampilan Manajemen Kelas
Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaa kelas memiliki komponen sebagai berikut:
Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, antara lain:
Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan reaksi terhadap gangguan di kelas
Membagi perhatian secara visual dan verbal
Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran
Memberi petunjuk yang jelas
Memberi teguran secara bijaksana
Memberikan penguatan ketika diperlukan

Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi
belajar yang optimal
Modifikasi perilaku
Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan
Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan
Mengurangi perilaku yang buruk dengan hukuman
Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah
Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah
Pengabaian yang direncanakan
Campur tangan dengan isyarat
Mengawasi dengan ketat
Mengakui perasaan negative peserta didik
Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
Menjauhkan benda-benda yang dapat menggangu perasaannya
Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggukonsentrasi
Menyusun kembali program
Menghilangkan ketegangan dan humor
Mengekang secara fisik

Permasalahan dalam Komponen Manajemen Kelas
Menurut Abdul Majid dalam pengelolaan kelas terdapat dua masalah yakni masalah individual dan masalah kelompok. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila guru dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi. Adapun masalah-masalah pengelolaan kelas akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:
Masalah Individu
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan yang ingin diterima oleh kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi melalui cara yang baik, maka individu yang bersangkutan akan mencari cara lain untuk mencapai kebutuhannya dengan berbuat tidak baik. Perbuatan yang tidak baik itu menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel digolongkan ke dalam empat point, yakni:
Attetion Getting Behaviors 
Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain. Misalnya membadut di kelas, atau berbuat lamban sehingga memerlukan pertolongan ekstra. 
Power Seeking
Maksudnya adalah tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan. Misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional (marah, menangis) atau selalu lupa pada peraturan di kelas. 
Revenge Seeking Behaviors
Maksunya adalah tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Misalnya menyakiti orang lain dengan perkataan-perkataan yang tidak baik, memukul, menggigit dan lain-lain. 
Passive Behaviors
Maksudnya peragaan ketidak mampuan, yakni sama sekali menolak untuk mencoba melakukan suatu apapun karena khawatir gagal.

Dari ke empat tindakan individu di atas menurut Maman Rahman akan mengakibatkan terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada usia sekolah yakni:
Pola aktif kontruktif, yaitu tingkah laku yang ekstrim, ambisius untuk menjadi super stars di kelasnya dan berusaha membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
Pola aktif dekstruktif, yaitu pola tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk suka marah, kasar dan pemberontak.
Pola konstuktif, yaitu pola yang menunjukkan kepada satu bentuk tingkah laku yang lamban denagn maksud agar selalu dibantu dan diharapkan perhatian.
Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang menunjuk sifat malas dan keras kepala.
Ada empat tipe tingkah laku yang kurang baik dalam masalah individual ini yakni, bentuk tingkah laku mencari perhatian yang aktif dan fasif. Bentuk mencari perhatian yang aktif bersifat merusak seperti bergaya sok, melawak, mengacau, menjadi nakal, anak yang terus menerus bertanya atau rewel. Adapun bentuk fasifnya yang bersifat merusak seperti pemaksaan ingin mendapatkan perhatian orang laindengan minta tolong terus.
Tingakah laku untuk mencari kekuasaan hampir sama dengan kasus tindakan di atas, namun sifatnya lebih kuat yakni mencari perhatian yang sifatnya merusak. Pencari kekuasaan yang aktif biasanya suka membantah, berbohong, pemukul, mempunyaiwatak pemarah, menoloak perintah, dan benar-benar tidak tunduk. Pencari kekuasaan yang fasif adalah orang yang sangat nyata, biasanya tidak mau bekerja sama. Murid seperti ini sangat pelipa, keras kepala, dan tidak mau patuh.
Tingkah laku untuk melampiaskan dendam, murid yang mencari pelampiasan dengan disebabkan putus asa dan bingung sehingga mencari keberhasilan dengan cara menyakiti orang lain, menyerang fisik (mencakarm memukul, menendang), bermusuhan dengan teman-temannya. Mereka adalah anak yang tidak mempunyai rasa sakit dan kurang sportif. Biasanya anak tersebut pelampiasannya lebih banyak secara aktif dari pada secar pasif. Secara aktif digambarkan sebagai anak kejam dan penuh kebencian. Secara pasif digambarkan sebagai orang yang cemberutdan menantang.rutdan menantang.
Tingkah laku memperlibatkan ketidak mampuan, murid yang berkelakuan buruk merupakan pribadi yang sangat putus asa, pesimis dalam mencapai keberhasilan, dan hanya mengalami kegagalan dan terus menerus.

Masalah Kelompok
Adapun masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Johnson dan Bany, yakni:
Kurangnya kesatuan, ditandai dengan konflik-konflik antara individu dengansub kelompok. Misalnya konflik antara jenis kelamin.
Ketidak taatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja, misalnya keributan, kegaduhan, berbicara keras, bertingkah laku yang mengganggu saat mereka diharapkan bekerja dalam suasana tenang di tempat duduk masing-masing.
Reaksi negatif terhadap pribadi anggota kelas ditandai dengan kesan bermusuhan terhadap anak-anak yang tidak diterima oleh kelompok, menghalagi usaha kelompok.
Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru.
Kecendrungan adanya gangguan, kemacetan pekerjaan dan kelakuan yang dibuat-buat.
Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti memberi reaksi buruk pada saat ada peraturan baru, situasi darurat, perubahan anggota kelompok, perubahan jadwal, dan pergantian guru.
Semangat juang yang rendah dan adanya sikap permusuhan. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah individual menyangkut tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain, tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan, tingkah laku untuk menyakiti orang lain, dan peragaan ketidak mampuan. Sedangkan masalah kelompok menyangkut: kurangnya kesukaan, ketidak taatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja, reaksi negatif, pengakuan kelas terhadap kelakuan guru, kecendrungan adanya gangguan, ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri.
Keterampilan mengelola kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya yarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Serta hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa merupakan suatu syarat berhasilnya pengelolaan kelas. Sekaligus tercapai suatu kondisi belajar yang optimal jika guru mampu mengatur siswa dan sarana prasarana serta mampu mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.









Hasil Analisis

Pengertian Komponen Manajemen Kelas
Suharsimi Arikunto mengartikan:  Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas merupakan usaha untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha tersebut diarahkan pada persiapan materi pembelajaran, menyiapkan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi pembelajaran dan pengaturan waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai secara efektif efisien.

Macam-Macam Komponen Keterampilan Manajemen Kelas
Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaa kelas memiliki komponen sebagai berikut: Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi .belajar yang optimal.

Permasalahan dalam Komponen Manajemen Kelas
Menurut Abdul Majid dalam pengelolaan kelas terdapat dua masalah yakni masalah individual dan masalah kelompok.
Masalah Individu
Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan yang ingin diterima oleh kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan individu tidak dapat dipenuhi melalui cara yang baik, maka individu yang bersangkutan akan mencari cara lain untuk mencapai kebutuhannya dengan berbuat tidak baik.
Masalah Kelompok
Adapun masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Johnson dan Bany, yakni: Kurangnya kesatuan,Ketidak taatan terhadap standar tindakan dan prosedur kerja, Reaksi negatif terhadap pribadi anggota kelas, Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru, Kecendrungan adanya gangguan, Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, perubahan anggota kelompok, perubahan jadwal, dan pergantian guru, Semangat juang yang rendah dan adanya sikap permusuhan. 















Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Suharsimi Arikunto mengartikan:  Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan
Selain itu Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaa kelas memiliki komponen sebagai berikut: Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi .belajar yang optimal. dalam melaksanakan keterampilan dalam pengelolaan kelas ada beberapa masalah yang dapatvdtemukan yaitu adanya masalah kelompok, dan adanya masalah individu.

Saran
Kami menyadari bahwa penulisan dari tugas ini masih jauh dari kata sempurna,  oleh karena itu kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang pembahasan yang disajikan dengan sumber - sumber yang lebih banyak, yang  dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan hasil jurnal selanjutya








                         Daftar Rujukan


Asmadawati.  Logaritma Vol. II, No.02 Juli 2014. Keterampilan Mengelola Kelas
St. Fatimah Kadir. Vol. 7 No. 2 Juli-Desember-2014. Keterampilan Mengelola Kelas  Dan Implementasinya Dalam Proses Pembelajaran

Komentar

Posting Komentar