Tugas 9. manajemen kelas
TUGAS 9 MANAJEMEN KELAS DI SD ( Makalah 6) FAKTOR BELAJAR
TUGAS 9 MANAJEMEN KELAS DI SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu. Kedua faktor tersebut dapat saja menjadi penghambat ataupun pendukung belajar siswa. Faktor intern yaitu mengenai faktor non intelektif siswa. Faktor non intelektif merupakan unsur kepribadian tertentu berupa minat, motivasi, perhatian, sikap, kebiasaan(Riyani, 2012).
Lebih jelasnya kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat di bawah ini;
1. Jasmaniah; Faktor-faktor kesehatanatau kelainan fungsi pada tubuh jasmaniah siswa akan memberikan pengaruh terhadap kegiatan belajar yang diikutinya.
2. Psikologis ; Intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan, kesiapan
3. Kelelahan ; Kelelahan baik jasmaniah maupun rihanian akan memberikan pengaruh buruk terhadap proses dan hasil belajar anak.
Faktor- faktor yang yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu(Slameto, 2003). Hasil belajar dapat menjadi baik apabila siswa memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan, sehingga siswa tidak mau lagi belajar.
B. Mengatur kondisi kelas dan iklim belajar siswa
1. Mengatur Kondisi Kelas
a. Kondisi Fisik
1) Lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil bejar anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembanganpendidikan peserta didik.
2) Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran ; Ruang Kelas, Ruang Laboratorium, Ruang Serbaguna/Aula.
3) Pengaturan tempat duduk ; Pola berderet atau berbaris-belajar, Pola susun berkelompok, Pola formasi tapal kuda, Pola lingkaran atau persegi.
4) Ventilasi dan pengaturan cahaya.Pengaturan penyimpanan barang-barang
b. Kondisi Sosio Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
1) Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melakat pada guru ketika berada dalam kelas.
2) Sikap guru, sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang akan mempengaruhi mod anak,
3) Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas,
c. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
1) Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya.
2) Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menggantikan guru itu.
3) Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru.
4) Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.
5) Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.
d. Kondisi Administrasi
Teknik Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam kelas.
1) Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
2) Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana.
3) Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru.
4) Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
5) Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.
2. Iklim belajar siswa
Tohirin (2006:127) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua aspek, yakni: 1. Aspek Fisiologis Aspek fisiologis meliputi keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang. Berkaitan dengan ini, kondisi organorgan khusus seperti tingkat kesehatan pendengaran, penglihatan juga sangat mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi atau pelajaran. 2. Aspek Psikologis Aspek psikologis meliputi tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi, perhatian, kematangan dan kesiapan.
Sedangkan Hoy dan Miskell mengatakan Iklim kelas merupakan kualitas dari lingkungan kelas yang terus menerus dialami guru-guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku mereka. Istilah iklim seperti halnya kepribadian dalam pada manusia. Masing-masing kelas memiliki ciri (kepribadian) yang tidak sama dengan kelas-kelas lain, meskipun keadan fisik dan bentuk arsitektur kelas-kelas tersebut sama. Mooses juga menambahkan bahwa iklim kelas seperti halnya manusia, ada yang sangat berorientasi pada tugas, demokrasi, formal , terbuka, atau tertutup diperoleh dari suasana kelas yang demokratis ini adalah tumbuhnya
C. Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif
Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang bervariasi, pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian rupa dalam proses pembelajaran.
Yang menjadi penekanan dalam penciptaan atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana pembelajaran yaitu
1. Menyenangkan dan mengasyikkan
Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru harus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang dan mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang siswa untuk berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan baik oleh guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih:
a. Bersikap ramah
b. Membiasakan diri selalu tersenyum
c. Berkomunikasi dengan santun dan patut
d. Adil terhadap semua siswa
e. Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik yang dekat dengan kehidupan siswa.
2. Mencerdaskan dan menguatkan
Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif, melainkan juga dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran sehingga menjadi adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih:
a. Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh, melainkan juga mekarnya “kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai pembelajar.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa bersalah.
Beberapa praktik penciptaan atmosfir belajar yang baik (good practice)dikemukakan berikut ini.
a. Sebelum memulai pelajaran, dengan sikap yang ramah dan penuh senyuman guru menyapa beberapa orang siswa dan menanyakan mengenai keadaan dan kesiapan masing-masing siswa untuk belajar. Bahkan ada guru yang membuka pelajaran diawali dengan nyanyian pendek dan selanjutnya menugaskan seseorang siswa melanjutkan lagu tersebut.
b. Di awal pelajaran, guru membiasakan siswa untuk berdoa secara bersama agar Tuhan senantiasa memberikan kesehatan dan kemudahan dalam memahami pelajaran. Selanjutnya, guru juga tidak lupa memberikan pencerahan-pencerahan rohani kepada para siswa agar mereka senantiasa saling menghormati dan menghargai, kejujuran dan tanggung jawab bagi setiap tugas yang diberikan.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru senantiasa mengembangkan bentuk komunikasi yang efektif, agar siswa dapat bertanya atau mengemukakan pendapat dalam suasana yang menyenangkan dan merasa tidak tertekan, tidak takut atau merasa bersalah.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kelas
Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam menciptakan iklim kelas yang berkualitas dan kondusif guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan tersebut antara lain, yaitu: a. pertama, pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana siswa belajar (student centered); b. Kedua, adanya penghargaan guru terhadap partisipasi aktif siswa
dalam setiap konteks pembelajaran. c. Ketiga, guru hendaknya bersikap demokratis dalam memanag kegiatan pembelajaran. d. Keempat, setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran sebaiknya dibahas secara dialogis. e. Kelima, lingkungan kelas sebaiknya disetting sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan mendorong terjadinya proses pembelajaran. f. Keenam, menyediakan berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat diakses atau dipelajari siswa dengan cepat.
Masalah-masalah yang sering ditimbulkan siswa
Adapun beberapa masalah yang sering timbul di kelas serta langkahlangkah cerdas untu menanganinya
a. Siswa selalu membuat masalah
Di dalam kelas terdapat banyak ragam siswa baik dari segi karakter, emosi, intelektual, perilaku serta kecenderungan dan kebisaan dan kebiasaan. Salah satunya ialah siswa yang menjadi biang masalah di dalam kelas, ada saja polah tingkah laku mereka yang mengakibatkan tidak kondusifnya kegiatan belajar di dalam kelas seperti usil terhadap teman, suka berbicara sendiri, berteriak teriak serta beberapa tingkah lain yang mengganggu ketenangan prosess belajar mengajar. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh guru ialah pertama, mendekati si pembuat onar dan mengajaknya bicara, dengan demikian guru akan lebih mengenal siswa menasehati, sekaligus mengetahui penyebab kenakalan muri tersebut. Kedua, melibatkan orang tua siswa tersebut, cara ini dapat ditempuh jika guru ingin orang tua siswa ikut berperan dalam menangani putra/putri mereka. Ketiga, melibatkan guru bimbingan dan konseling, perlunya melibatan guru BP karena keberadaan guru BP juga untuk mengontrol, membimbing dan mengarahkan siswa.
b. Siswa sulit berkonsentrasi
Guru mungkin sering mendapati ada sebagian siswa yang tidak dapat mengikuti mata pelajaran dengan baik, karena mereka tidak bisa mempertahankan konsentrasinya. Tanda-tanda siswa yang mulai kehilangan konsentrasinya antara lain pandangan yang selalu mengarah ke luar kelas, menutup buku, berbicara dengan teman sekelas, menutup buku, berbicara dengan teman sebangkunya, gelisah, dan selalu menoleh ke berbagai arah. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh guru adalah pertama, memberi teguran langsung, teguran yang tidak bersifat wajar menimbulkan siswa minder. Kedua, memberikan bimbingan secara personal. Mengajak siswa untuk berbagi mengenai kesulitan siswa dalam berkonsentrasi dan bersama-sama mengatasi persoalan siswa dengan metode yang sesuai.
c. Siswa kurang bersemangat
Ciri-ciri menurunnya semangat belajar siswa dapat dilihat dari seringya siswa membolos, tidak mengerjaan tugas, lebih senang bermain ketia di kelas, terliha suntuk, dan mengantuk, serta menunjukan sikap tidak betah di dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Langkah sederhan yang dapa ditempuh ialah memperhatikan kerapian perangkat utama mengajar, berkreasi di dalam kelas, bernyanyi atau memainkan musik yang ringan, bermain teka-teki, buatlah motto, foto, dan hiasaan dinding, membuat perpustakaan mini, melakukan percobaan kecil, menjadikan seluruh lingkungan sekolah sebagai tempat belajar, meminta siswa membuat pertanyaan, dan menuliskan ide-ide kreatif.
d. Siswa egois Sikap egois
ini akan tampak sekali terutama ketika siswa dilibatkan dalam suatu tugas kelompok. Selain mengganggu siswa, sika egois juga dapat merusak iklim bekerja sama, memicu tumbuhnya sifat individualisme, serta rentan munculnya konflik. Langkah yang dapat diambil oleh guru diantaranya menghadapi siswa dengan tenang, lemah lembut, pengertian dan tidak memarahi siswa agar guru dapat menilai siswa secara subjektif.
e. Siswa yang suka merajuk. Tak hanya guru dan yang merasa terganggu kebiasaan merajuk ini, siswa yang lain juga akan mudah terpancing dan terganggu konsentrasi belajarnya ketika siswa perajuk ini mulai berulah. Langkah yang dapat diambil oleh guru diantaranya memberi bujukan secara halus, membuat janji dengan siswa yang mudah ditepati dan jelaskan tentang kebiasaan buruknya serta menghindari memberian ancaman kepada siswa.
f. Siswa pemalu
Siswa yang pemalu akan sulit untuk diketahui kemampuan atau potensinya di antara siswa-siswa yang lain. Sikap ini akanmenimbulkan rasa jengkel dan gemas baik guru maupun siswa. Keaadaan kelas bisa menjadi gaduh ketika siswa lain memberi reaksi yang tidak baik. Langkah yang dapat iambil oleh guru antara lain memberi semangat, memotivasi siswa agar memiliki keberanian, dan mengikut sertakan siswa dalam kegiatan sekolah
Daftar Pustaka
Novan Ardy Wiyani. 2013. Manajemen Kelas. Yogyakarta: Ar-ruz Media
Tarmidi. 2006. Iklim kelas dan prestasi belajar. FKUA Universitas Sumatra Utara
http://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/viewFile/9627/5936 Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 4, No. 2, Desember2017
Materinya lengkap kak
BalasHapusBermanfaat kak
BalasHapusSangat bermanfaat sekali kaka 🙏
BalasHapusSangat bermanfaat 👍
BalasHapusSangat bermanfaat kak👍
BalasHapusTerimakasih materinya sangat lengkap
BalasHapus